Jumat, 07 Februari 2025  11:41:48

Laporan Kegiatan


blog-img

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KASUS SUSPEK CHIKUNGUNYA DI KABUPATEN EMPAT LAWANG 4-7 OKTOBER 2023

Khusnul Khotimah, SKM | Surveilans Epidemiologi

Kewaspadaan penyakit berpotensi KLB beserta faktor – faktor yang mempengaruhinya dengan menerapkan teknologi surveilans epidemiologi yang merupakan sikap tanggap kesiap siagaan dalam upaya tindakan penanggulangan KLB yang cepat dan tepat. Kewaspadaan dini KLB sangat dibutuhkan dengan melakukan pemantauan wilayah setempat, dalam hal ini wilayah kerja BTKLPP Kelas I Palembang sebagai upaya antisipasi KLB tidak terjadi. KLB sering terjadi tanpa dapat diprediksi dan jika hal ini terjadi maka perlu dilaksanakan investigasi KLB sebagai upaya penanggulangan kasus dan pemutusan mata rantai penularan penyakit.

Chikungunya berasal dari Bahasa shawill berdasarkan gejala pada penderita, yang berarti (posisi tubuh) meliuk atau melengkung mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia). Nyeri sendi ini terjadi pada lutut pergelangan kaki serta persendian tangan dan kaki. Demam chikungunya disebabkan oleh virus chikungunya (CHIKV). CHIKV termasuk keluarga Togaviridae, genus alphavirus dan ditularkan oleh nyamuk Chikungunya berasal dari Bahasa shawill berdasarkan gejala pada penderita, yang berarti (posisi tubuh) meliuk atau melengkung mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia). Nyeri sendi ini terjadi pada lutut pergelangan kaki serta persendian tangan dan kaki. Demam chikungunya disebabkan oleh virus chikungunya (CHIKV). CHIKV termasuk keluarga Togaviridae, genus alphavirus dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti.

Penyakit yang berasal dari daratan Afrika ini mulai ditemukan di Indonesia tahun 1973. Demam chikungunya dilaporkan pertama kali dilaporkan pertama kali di Samarinda, kemudian berjangkit di Kuala Tungkal, Martapura, Ternate, Yogyakarta selanjutnya berkembang ke wilayah – wilayah lain. Awal 2001, kejadian luar biasa (KLB) demam chikungunya terjadi di Muara Enim, Sumatera Selatan dan Aceh. Disusul Bogor bulan Oktober. Setahun kemudian, demam chikungunya berjangkit lagi di Bekasi (Jawa Barat) Purworejo dan Klaten (Jawa Tengah). Data Kementerian Kesehatan RI menyebutkan terdapat 5.042 kasus chikungunya di Indonesia sepanjang tahun 2019. Dari kasus tersebut sebanyak 1.044 kasus terjadi di Provinsi Jawa Barat disusul Lampung dengan 829 kasus, dan Gorontalo dengan 534 kasus.

Berdasarkan informasi yang didapat pada tanggal 2 oktober 2023 adanya kasus chikungunya di Kabupaten Empat Lawang sebanyak 140 kasus, maka team BTKLPP Kelas I Palembang yang dibantu oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Empat Lawang dan Petugas Puskesmas Nanjungan untuk melakukan penyelidikan epidemiologi kasus suspek chikungunya yang dilakukan pada tanggal 4 – 7 Oktober 2023. Setelah dilakukan pelacakan kasus suspek chikungunya tersebut terdapat peningkatan kasus menjadi 247 kasus. Tim BTKLPP Kelas I Palembang melakukan pemeriksaan dengan menggunakan RDT Chikungunya sebanyak 27 orang, dari 27 orang yang memeriksa terdapat 19 orang yang positif Igg dan Igm dan 8 orang dinyatakan negatif.

PDF

Bagikan Ke:

Populer