Pertusis atau “batuk rejan” atau “batuk 100 hari” merupakan salah satu penyakit menular pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri gram (-) Bordetella pertusis. Penyakit pertusis merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Epidemi Pertusis tetap menjadi ancaman kesehatan di negara berkembang. Epidemi ini terjadi pada segala tingkat usia, tetapi lebih sering menyerang anak- anak yang belum di imunisasi. Pada masa sebelum vaksinasi, pertusis menyerang anak prasekolah, dan kurang dari 10% kasus terjadi pada bayi usia kurang 1 tahun. Setelah mulai dilakukan imunisasi (tahun 1940), kejadian pertusis menurun drastis, dari 200.000 kasus/tahun menjadi 1.010 kasus pada tahun 1976.
Capaian imunisasi rutin mengalami penurunan sejak tahun 2020 dan meningkat kembali pasca pandemi Covid 19, cakupan imunisasi dari 84% di tahun 2019 ke 94,9% di tahun 2022. Pada tahun 2022 Kota Palembang tercatat ada 18 kasus positif Pertusis, yang terdiri dari 6 laki-laki dan 12 orang perempuan. Berdasarkan laporan yang diterima dari Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Palembang pada tanggal 1 November 2023 bahwa telah terjadi KLB terduga Pertusis di Kota Palembang. Dari laporan yang disampaikan oleh Puskesmas Kertapati jumlah kasus terduga Pertusis sebanyak 1 orang anak. Dilakukan penyelidikan epidemiologi (PE) dan pengambilan swab hidung pada kontak kasus di wilayah kerja Puskesmas Kertapati pada tanggal 2-3 November 2023 untuk mencari penyebab penyakit dan memutus mata rantai penularan.
Telah dilakukan pengambilan sampel swab pada kontak erat kasus pertusis di wilayah kerja Puskesmas Kertapati sebanyak 5 orang dengan gejala batuk lebih dari 3 hari.